Pernah ada yang bertanya,
Bagaimana meyakinkan diri bahwa sudah siap untuk menikah?
Lalu jawabanku, "istikhoroh".
Benar, hanya itu. Karena 'hanya' istikhoroh lah yang menjadikanku yakin mengambil langkah untuk menikah dan yakin memilih dia sebagai suamiku.
Di dalam doa istikhoroh, terdapat kepasrahan kepada Allah, bahwa Allah lah yang menentukan apa yang terbaik untuk duniaku dan akhiratku, jika menikah dengannya adalah yang terbaik untuk dunia dan akhiratku, maka yakinkanlah hatiku, berikanlah pertolongan untuk kami dengan mengharap ridho Allah. Jika menikah dengannya bukan yang terbaik untuk duniaku dan akhiratku, maka tolonglah aku meninggalkannya, dan gantikanlah dengan hal yang Engkau Ridho ya Allah.
Sebuah nasehat dari ustadz ku dalam pengajian, "Tidak pernah rugi orang yang istikhoroh".
Tentu saja, bukan hanya perkara jodoh. Tetapi segala perkara. Meminta Allah memberi petunjuk dan pertolongannya dengan istikhoroh.
Kemudian, setelah yakin untuk menikah, maka persiapkanlah diri untuk menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia, yaitu istri sholeha untuk suami. Karena dengan menikah, maka sama-sama mencari keridhoan Allah untuk bersama mengejar cinta Nya, agar bisa mencapai tujuan pernikahan, saling surga mensurgakan, teman sehidup sesurga. Aamiin...
Seorang teman pernah bertanya, apakah menikah itu berat?
Jawabanku, not as easy as I thought. Tetapi dengan berdua, saling menghargai, saling mencintai, saling mengerti, saling bercerita, saling mencari solusi, dan saling-saling yang lainnya Insya Allah bisa di lewati, sebab dengan pertolongan Allah dan saling ridho.
Lalu dia bertanya, bagaimana caranya?
Kami hanya menjalankannya sebagaimana yang Allah dan Rosul ajarkan.
Contohnya untuk istri, ketika istri akan keluar rumah, maka meminta izin kepada suami. Tidak melakukan hal yang suami tidak ridho. Tidak membantah suami. Menyenangkan suami dari pandangannya, perutnya serta farjinya.
Begitupula suami, memberikan hak-hak istri, seperti bagaimana kasih sayangnya Rosul kepada istrinya. Lembutnya Rosul kepada istrinya. Menasehati istri dengan cara yang baik, tidak berkata yang buruk terhadap istri.
Kemudian ketika ada masalah, bagaimana menyelesaikannya, ya dikembalikan lagi, bagaimana contoh Rosul dalam menyelesaikan suatu permasalahan itu.
dan lain sebagainya.
Tidak ada yang sempurna, semuanya adalah proses belajar dan kami akan terus belajar.
Sebegitu indahnya ketika kita memiliki role model dalam kehidupan, yang mana role model/pedoman itu adalah berasal dari Allah dan Rosul.
"Dunia dan isinya adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang sholeha." HR Muslim.
Fokuslah dalam menjalani kewajiban tanpa menuntut hak, sebab suami yang sholeh tanpa di tuntut pun pasti akan menjalankan kewajibannya untuk memenuhi hak istrinya.
Ummah ibnu al-Harits pernah berwasiat kepada putrinya,
"Wahai putriku, engkau jagalah sepuluh perkara, maka niscaya engkau akan menjadi simpanan berharga baginya (suami).
Pertama dan kedua, adalah hendaknya engkau menerimanya apa adanya dan menemaninga dg penuh ketaatan, mendengarkan perkaraannya dengan sebaik-baiknya, karena dalam qana'ah (menerima apa adanya) ada ketentraman hati dan di dalam pergaulan yang baik terdapat ridha Allah.
Ketiga dan keempat, adalah hendaknya engkau menjaga diri dari kekecewaan yang timbul karena pandangan dan ciuman hidungmu. Jangan sampai ia melihat sesuatu di dirimu yang tidak enak di pandang dan yang tidak sedap untuk di cium.
Kelima dan keenam, adalah hendaknya engkau memperhatikan waktu makan dan tidurnya, karena rasa lapar dapat menyimpan gejolak amarah dan kurangnya istirahat dapat memicu kericuhan.
Ketujuh dan kedelapan, adalah menjaga harta bendanya, menghormati keluarga dan kerabatnya, mengurus harta bendanya dengan sebaik-baiknya, dan bergaul dengan baik pada familinya.
Kesembilan dan kesepuluh, adalah hendaknya engkau tidak menyebar rahasianya, tidak membangkang perintahnya, sebab apabila engkau menyebarkan rahasianya, niscaya engkau tidak akan selamat dari kemarahannya.
Ketahuilah bahwa engkau tidak akan mampu melakukan semua ini hingga engkau mampu mengutamakan apa yang ia sukai mengalahkan apa yang engkau sukai. Mendahulukan apa yang ia inginkan, mengalahkan apa yang engkau inginkan, baik hal itu engkau sukai maupun engkau benci. Semoga Allah melimpahkan kebaikan kepadamu."
Seberapa tinggi seorang istri mengagungkan suaminya, maka begitu pulalah ia memuliakanmu.
Rasulullah SAW bersabda,
Wanita yang paling baik adalah wanita yang apabila dipandang, ia mampu membahagiakanmu. Dan apabila diperintah, ia mentaatimu. Dan apabila di tinggalkan, ia mampu menjaga diri dan hartanya.
Semoga kita bisa menjadi sebaik-baiknya istri sholeha, yang mengharap ridho suami dan mendapatkan ridho Allah. Sehingga nanti turut bersama suami di surga. Allah berfirman,
"(yaitu) surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang sholeh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya...." (QS. Ar-Ra'd:56)
Referensi:
Al-Quran
Al-Hadits
Al-Allawi, 2002, Uluwwul Himnah 'Inda An-Nisa (The Great Woman), Maktabah Al- Wahyi.
Sumber Gambar:
Instagram: Littleakhwat.id