My Experience: How to Survive in College (1)
21.11Halo Bloggies.
Kali ini aku mau sharing tentang pengalaman kuliah dan
bagaimana aku survive, bisa tetap
ikut organisasi, berprestasi, dan lulus tepat waktu. Hal ini berdasarkan
pengalamanku pribadi. Perlu digaris bawahi, pencapaian tiap orang itu berbeda, yang
terpenting kita harus menghargai proses yang kita lalui dan juga proses yang
orang lain lalui. Hasil adalah bonus
dari usaha, yang terpenting adalah bagaimana kita berproses dan melakukan yang
terbaik. Percaya dan yakin bahwa ketika kita sudah berusaha melakukan yang
terbaik, maka Allah akan membalasnya dengan hasil yang terbaik pula. DOA! itu
pertama dan utama. Semoga postingan ini bisa bermanfaat untuk memotivasi
pembaca blogku tercinta *kissss
Kehidupan itu tidak semua berjalan sesuai dengan apa yang kita rencanakan, Keberhasilan dan kegagalan hanya jembatan agar kita belajar. |
Kuliah adalah masa peralihan. Peralihan yang mengharuskan
kita untuk mandiri, dari segi manapun, akademik, sosial, psikologis, apalagi
kalo anak rantau yang kuliahnya jauh dari orangtu, harus belajar hidup sendiri,
bertanggung jawab untuk diri sendiri. Karena saat berada di masa ini, kita
benar-benar enggak bisa bergantung sama siapapun. “Circle” atau lingkup pertemanan kita mengecil. Mungkin awal-awal
kuliah masih punya geng yang solid,
tapi lama kelamaan kita akan memilih sendiri, tidak semua yang di kelompok
pertemanan atau geng itu dekat secara
hati ke hati atau personal.
Aku merantau dari tanah Kalimantan ke seberang pulau,
tepatnya di Yogyakarta. Alasanku pengen kuliah di pulau Jawa itu selain karena
pendidikan, SDM dan sarana prasarana lebih baik dari kota ku, juga karena ada
bioskop dan gramedia nya hahahhaha. Di kota ku waktu itu belum ada bioskop dan
gramedia, padahal aku suka banget baca buku, kalo beli buku mesti nitip temen
yang liburan ke pulau Jawa dulu :’) terusssss, aku pengen banget nonton di
bioskop, soalnya ga pernah kan, jadi penasaran wkwkwk. emang ndeso og, yo ben
rapopo, tapi lucu aja gitu kalo di inget-inget.
Kenyataannya, saat sudah kuliah dan tinggal di kota
Yogyakarta ini, aku juga jarang banget ke gramedia, paling kalo ada diskonan
buku, hemat mode on nya anak kost haha. Apalagi ke bioskop. duh awal-awal
kuliah doang itu. Sejak semester 3 sampe lulus, udah ga pernah lagi nonton di
bioskop.
Awal kuliah, aku mengexplore UKM atau ekstrakurikuler kampus
yang aku pengenin. Semua yang aku pengen aku cobain. Bukan karena maruk juga sih hahaha, yang utama supaya
tau dan bisa belajar. Jadi kan kita bisa
ngerti, di kegiatan ini kita cocok gak. Cocok dari segi psikis, psikososial dan
lingkungan. Terpenting adalah kita harus bisa bertanggung jawab atas diri kita
sendiri, kemudian bertanggung jawab atas pilihan kita.
Kenapa harus bisa bertanggung jawab atas diri kita sendiri?
Karena gini, tubuh itu punya hak. Memenuhi hak tubuh bukan hanya untuk makan
dan minum saja. Tubuh juga butuh istirahat. Misalnya kita (ego kita) merasa
sanggup untuk jadi kepanitiaan event, yang bikin tidur cuma satu-dua jam, aktivitas
full nyiapin perlengkapan, yang bener-bener nguras tenaga dan pikiran. Nanti,
tubuh akan berontak kalo dia ga sanggup, efeknya sakit. Kasian tubuhnya jadi
harus memaksa untuk mendapatkan
haknya. Poinnya adalah, ga masalah kita mau berkegiatan sebanyak apapun, bagus
malah kalau bisa aktif diberbagai kegiatan karena nambah pengalaman, rekan dll,
yang jadi masalah adalah ketika kesibukan itu membuat kita lupa hak tubuh kita,
artinya kita telah mendzolimi diri
kita sendiri.
Bertanggung jawab atas pilihan kita it’s a must. Sebelum memilih, kita harus mempertimbangkan manfaat
dan mudharat nya. Kalau banyak
bermanfaat untuk diri kita, bahkan bermanfaat untuk orang lain, lakukan. Tetapi
kalau dalam pertimbangan itu malah lebih banyak mudharatnya, misal bikin pulang jam 3 shubuh, aktifitas fisik yang
terlalu berat, padahal sudah ada riwayat sakit sebelumnya, maka lebih baik
ditinggalkan. Carilah yang lain, yang lebih banyak manfaatnya.
Rasulullah SAW
bersabda: “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
HR.Ahmad
Jadi, saling memberi manfaat. Bermanfaat bagi diri sendiri
dan bermanfaat untuk orang lain.
Semester 1-2, aku ikut Komunitas TV Kampus sebagai reporter
dan BEM sebagai wakil sekretaris. Kedua UKM ini sama sibuknya. Passion ku memang dari SMA itu bidang
jurnalistik, makanya ikut sebagai reporter di TV kampus, tetapi karena
mempertimbangkan kesibukan UKM ini yang kadang kalo ada produksi besar bisa
pulang tengah malam atau lebih (hal ini lumrah ya di bidang ini), kost aku juga
punya jam malam sampe 21.30 aja, kalo ada kegiatan sampe malam gitu musti nyari
nginepan di kost temen, secara fisik juga aku gabisa memenuhi hak tubuhku,
kemudian dari segi tanggung jawab, aku di TV sebagai reporter junior, yang
masih training, belum diberi tanggung jawab untuk ikut jadi reporter saat
produksi, serta di dalam keorganisasian masih sebagai anggota.
Pada akhirnya aku memang harus memilih, agar aku bisa
bertanggung jawab dengan sebaik-baiknya terhadap pilihanku dan tidak melalaikan
salah satunya, maka aku memilih BEM. BEM Fakultas membutuhkan ku sebagai wakil
sekretaris, walaupun posisi ku masih junior dan baru belajar, tapi aku harus bisa
bertanggung jawab sebaik-baiknya atas apa yang aku pilih.
Alhamdulillah, aku belajar banyak dari organisasi pertama
yang aku jalanin yaitu Komunitas TV dan BEM. Komunitas TV ngajarin gimana kita
harus bisa bekerja dibawah tekanan, bekerja tepat dan cepat, gimana kita harus
bisa meminimalkan kesalahan, motto nya “Zero
Mistake”. Kalau di BEM, yang paling aku suka adalah bagaimana kita harus
bisa saling menguatkan, pasti kan ditengah-tengah perjalanan ada up-down nya, nah saat itu ketua dan
wakil ketua BEM aku sangat-sangat bijaksana, merangkul anggotanya, saling
support satu sama lain, yang gak bisa di ajarin, dibantu. Ketika ada event,
kita bertanggung jawab atas jobdesk
kita, semuanya lebih tersistem kalau di organisasi ini.
Apapun yang kita lakukan, apapun pilihan kita, dimanapun
kita berada, harus menjadi orang yang amanah, bertanggung jawab dan jujur.
Insya Allah, kebaikan-kebaikan akan Allah datangkan untuk kita. Semoga kita
bisa bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, orang lain, dan agama.
untuk pembacaku,
Kamu hebat,
Aku yakin untuk
berada di titik sekarang, Kamu berjuang dengan keras.
Keberhasilan
kita bukan hanya diambil dari hasil akhir, tapi bagaimana kita berproses.
Maka,
berproseslah dengan sebaik-baiknya.
I wish all the best for us!
Love,
Emely.
nb:
Postingannya bersambung hahahha
0 L.O.V.E
silahkan beri komentar kritik dan saran.
Terimakasih.
#muchlove