[HYEmel!TheExplorer] Relawan untuk #LombokBangkit

02.26

Pengiriman Logistik dari UAD untuk Lombok

Bumi Nusa Tenggara Barat (NTB) berduka. Gempa berkekuatan 7 SR memporak-porandakan ribuan bangunan dan di wilayah NTB dan Bali.
. Allah sedang memberi "nikmat" untuk keluarga kita di Lombok, yaitu berupa pahala yang besar dengan kesabaran mereka menghadapi cobaan dari Allah. 

Duka NTB adalah duka kita semua.


Aku bergabung dalam Dahlan Rescue Community (DRC) yaitu komunitas relawan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan dan diamanahi sebagai Ketua DRC.
DRC adalah komunitas relawan yang dibawah PSLPB (Pusat Studi Lingkungan dan Penanganan Bencana) UAD, sehingga semua yang dilakukan harus ada koordinasi antara DRC dengan PSLPB.
Mungkin teman-teman yang sudah pernah bergabung dalam tim tanggap bencana mengetahui bahwa pentingnya Koordinasi dalam penanganan bencana, jadi kita tidak bisa bertindak "sepengennya" kita aja, walaupun itu baik, tetap harus dilakukan koordinasi.

PSLPB juga bekerjasama dengan MDMC (Relawan Muhammadiyah), jadi kalau ada apa-apa kita akan berkoordinasi dengan MDMC DIY.
Terlihat rumit? Enggak loh. Malah sebenernya, yang membuat kita bisa melakukan tanggap bencana yang cepat dan tepat adalah koordinasi.

Perlu kita ketahui bahwa penanganan bencana ini diperlukan kerjasama lintas sektoral. Kalo kata pak Jokowi : "Kita perbaiki bersama"


Pelepasan Relawan Lombok tahap 3

Biasanya relawan yang dikirim untuk babat alas adalah tim dari SAR dan Medis, kemudian tim Psikososial. Pada tahap pertama, yang diutamakan untuk dikirim ke Lombok adalah relawan yang sudah berpengalaman. Setelah itu pada tahap kedua, ketiga, dan seterusnya (selama masa pemulihan pascabencana) akan dibuka pendaftaran relawan yang ingin berpartisipasi dalam penanganan pascabencana sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing. Nanti juga akan diadakan pembekalan sebelum pemberangkatan.

Persiapan untuk menjadi Relawan
Sebelum ditugaskan, calon relawan juga harus melakukan persiapan untuk dirinya sendiri. Beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh calon relawan antara lain:

Kesiapan Mental 
 
Niat yang utama tentunya harus karena Allah SWT.  Mental kita juga harus bener-bener siap dengan segala kemungkinan yang ada. Menjadi relawan artinya kita yang membantu korban, jangan malah nanti kita yang merepotkan. Seorang relawan diharapkan tidak berekspektasi lebih terhadap kondisi wilayah terdampak bencana.
Kalau ditempat tersebut langka air bersih, maka relawan biasa aja gak mandi dengan teratur, tidur pun ikut ditenda, bahkan gak bisa update sosmed gara-gara gada listrik buat ngecharge hehe. itu contohnya aja.
Ketika menjadi relawan, harus memahami bahwa kondisi terdampak bencana akan jauh berbeda sama rumah.

Adaptasi dengan Lingkungan
Adaptasi dengan lingkungan itu sangat penting, jangan ngeluh. Kalo dirumah punya kebiasaan tidur dikasur, di tempat terdampak bencana yaa harus siap tidur di tenda pengungsian. Biasanya makan enak dan banyak, musti beradaptasi sama makanan pengungsian yang seadanya dan harus berbagi.
Dan juga harus beradaptasi sama kebiasaan yang ada ditempat itu. Misal nih yah, kalo disuguhin makanan harus dihabisin sebagai bentuk menghargai tuan rumah dan lain sebagainya.

Kelengkapan Diri
Relawan sedang menunggu bagasi di Bandara
Gak kalah penting juga nih, sebagai relawan kita harus membawa kelengkapan yang sekiranya penting untuk diri kita sendiri. Seperti obat-obatan pribadi, higiene kit, baju secukupnya, sunblock (kalo perlu), lotion anti nyamuk, lampu tenaga matahari, dan lain sebagainya.

How to be a volunteer?

MDMC DIY sudah menugaskan relawan sebanyak 3 kloter (Juli-September). Pada tahap 1, DRC mnegirim satu relawan untuk psikososial, tahap 2 mengirim 2 relawan psikososial dan pada tahap 3 ada kurang lebih 30 relawan dari UAD yang ditugaskan untuk menjadi relawan psikososial di Lombok.


Pada pengiriman relawan tahap 3 ini MDMC DIY bekerjasama dengan UAD membuka pendaftaran untuk relawan yang akan ditugaskan di NTB selama 1 bulan.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon relawan, antara lain :
1. Niat
Tentunya ketika kita ingin melakukan sesuatu harus berdasarkan niat karena Allah, ingin mendapat ridhoNya Allah. Apalagi menjadi relawan, yang kita harapkan hanyalah balasan dari Allah SWT.

2. Izin orangtua
masih berkaitan dengan niat nih, ridhoNya Allah adalah ridhonya orangtua.
jadi ketika ingin melakukan suatu kegiatan, apalagi ini kan penanganan tanggap bencana, ada resiko-resiko yang harus menjadi pertimbangan. sehingga, mendapat izin orangtua adalah aspek yang menjadi syarat untuk menjadi relawan.

3. Izin dari prodi/fakultas
Ini khususnya untuk yang masih kuliah. Konsekwensi dari menjadi relawan ini adalah meniggalkan perkuliahan (kegiatan akademik). Sehingga diperlukan adanya komunikasi antara mahasiswa dengan prodi. Yaa konsultasi lah, solusi dari prodi gimana. Ada prodi nya excited dengan kegiatan ini, tapi ada juga yang gak mendukung. biasanya prodi yang excuted itu akan memberi kemudahan bagi mahasiswa yang menjadi relawan.

4. Diprioritaskan semester 5 keatas
Nah, sebagai yang menjembatani pendaftaran relawan untuk Lombok, banyak banget nih yang daftar ke aku dari semester 1. dari kebijakan universitas, yang semester 1 belum bisa kalau untuk jadi relawan psikososial di Lombok. karena masih harus beradaptasi sama perkuliahan, apalagi harus meninggalkan UTS. Jadi, untuk semester 1, di arahkan untuk menjadi relawan Logistik di Yogyakarta (next post bahas ini ya!). Nah kalo buat yang semester 3, kalo sudah ada pengalaman, pelatihan atau pernah menjadi relawan juga, bisa diikutkan.

Relawan bersama Tim Dapur Umum di Lombok


Teruusssss, karena pendaftaran relawan itu ke aku, jadi beberapa temen nanya "Emel ikut nggak ke Lombok?". Emel jadi koordinator Logistik dan pendaftaran relawan di Yogyakarta.
Next post aku ceritain ya tentang riweuhnya menjadi relawan Logistik hihi
Menurutku ada banyak jalan untuk kita membantu, menjadi relawan yanng langsung terjun kelapangan, jadi relawan yang mengatur logistik, menjadi donatur, bahkan dengan cara mendoakan ditiap sholat aja itu udah sangat bernilai, Allah akan membalas kebaikan kita walaupun hanya sekecil zarah kan?
Jadi, apapun bisa kita lakukan, yang penting diniatkan semata-mata untuk mengejar ridhoNya Allah.


Kak Novia relawan UAD bersama Edward (dipanggil Bagus) relawan dari Prancis




Banyak hal yang didapatkan dari menjadi relawan ini, sama kayak dulu yang pernah aku ceritain di Relawan Psikososial Siklon Cempaka 

Keadaan Lombok sekarang jauh lebih baik, mulai bangkit perlahan-lahan dengan dibantu pemerintah, instansi swasta, komunitas, dan seluruh pihak lintas sektoral.

Respon Muhammadiyah untuk Gempa Bumi Lombok
Data-data yang diatas ini baru dari MDMC looh, berarti kalo data dari keseluruhan pasti lebih dari ini. Masyaa Allah...

Relawan UAD yang dikirim pada tahap pertama itu cerita, saking masih susahnya bantuan masuk ke Lombok, mereka sampe makan daging yang udah bau, ya hampir busuk gitu, terus dicuci dimasak dan tetep aja dimakan karena gada makanan lain katanya. 
 Ada juga yang cerita kalo disana gak ada MCK sama sekali, jadi kalo mau buang air itu di semak-semak. Aku nangis denger ceritanya 
Tapi, sesulit apapun yang mereka hadapi disana, mereka bilang "Seneng di Lombok! pengen balik lagi" Ya Allah... Emang bener-bener para relawan ini berhati malaikat.

Aku bersyukur sekali melihat kepedulian universitasku terhadap bencana yang terjadi di Lombok. ada 10.000 lebih item logistik yang disistribusikan ke Lombok, bahkan dari Rektorat juga ikut berkunjung melihat kondisi di Lombok. Sangat terharu.

Rektor UAD dan Staff Rektorat mengunjungi NTB
Rektor UAD menyerahkan bantuan kepada masyarakat terdampak gempa di NTB


Banyak sebenernya yang mau ta ceritain, tapi tar postingannya kepanjangan.
yang mau tau kegiatan relawan UAD langsung ada ke Instagram 
Relawan UAD

Oiya! Masih dibuka pendaftaran relawan yang akan dikirim ke Lombok untuk tahap 4, di berangkatkan akhir Oktober. Langsung cp ke Relawan UAD aja yah!


Anak-anak di Lombok yang tetap ceria.

You Might Also Like

0 L.O.V.E

silahkan beri komentar kritik dan saran.
Terimakasih.

#muchlove